5 Fakta Tangisan Bayi yang Lucu dan Unik


Bagi ibu yang baru saja melahirkan anak pertama, mendengar suara tangisan bayi menjadi momen yang tak terlupakan. Bayi yang menangis setelah keluar dari rahim ibu menandakan bahwa ia telah lahir dalam keadaan sehat.
Coba bayangkan jika bayi yang ibu lahirkan tidak menangis. Bisa saja, si kecil mengidap kelainan tertentu yang membuatnya tidak menangis saat ia lahir.
Meski demikian, suara tangisan bayi yang nyaring dan memekakkan telinga juga kadang membuat tidak nyaman, terlebih saat malam hari. Bahkan, tak sedikit pula orang tua yang menjadi stres dan emosi saat mendengar si kecil menangis.
Tak hanya disebabkan karena faktor kesehatan, berikut fakta unik dibalik suara tangisan bayi yang nyaring:
1. Bayi Menangis Untuk Agar Bisa Bernapas
Saat masih berada di dalam kandungan, bayi bernapas dengan cara menyerap oksigen melalui tali pusarnya. Melalui cara yang sama, karbondioksida yang ada di dalam darah pun dikeluarkan.
Setelah lahir, bayi harus menggunakan paru-parunya untuk menghirup oksigen. Inilah mengapa ia menangis.
Melalui tangisannya, bayi akan mengeluarkan zat yang masih tersisa dalam hidung dan paru-parunya saat ia masih berada dalam rahim. Dengan begitu, ia pun bisa menggunakan paru-parunya untuk bernapas.
2. Bayi Baru Lahir Menangis Tanpa Mengeluarkan Air MataAir mata dihasilkan dari kelenjar lakrimal yang terletak di belakang mata. Pada bayi, kelenjar ini terjepit dengan duktus air mata yang ada di sudut mata.
Namun, hingga usianya menginjak delapan bulan, kelenjar lakrimal di mata si kecil belum bisa berfungsi dengan sempurna. Jadi, bayi tidak akan mengeluarkan air mata meskipun ia menangis dengan keras.
3. Menangis Sebagai Cara KomunikasiSuara tangisan bayi tak selamanya mengganggu, kok. Bisa jadi, si kecil menangis karena menginginkan sesuatu dari ayah dan ibunya atau sedang memberitahu jika ia tidak menyukainya.
Misalnya, ibu sedang menyusui si kecil. Beberapa saat kemudian ia menangis setelah ibu selesai memberi ASI. Mungkin, si kecil sedang ingin menyusu lebih lama lagi.
Tak hanya itu, misalkan sang buah hati sedang ditemani ayahnya. Kemudian, ayah pergi untuk mengambil sesuatu dan ia menangis. Ini artinya anak ingin si ayah tidak meninggalkannya.
4. Menangis Menunjukkan Kemampuan Anak BerbahasaTernyata, semakin nyaring atau dramatis tangisan bayi bisa menunjukkan kecerdasannya, lo. Sebuah studi yang dilakukan di Jerman membuktikan bahwa nada tangisan bayi bisa menjadi indikator kemampuannya dalam berbicara nantinya.
Jika nada tangisan si kecil menunjukkan variasi di minggu pertamanya, ia akan semakin kompeten dalam berbahasa di usianya yang ke-2 atau ke-3. Sebaliknya, apabila nadanya tak berpola, anak akan cenderung mengalami kesulitan berbahasa.
5. Tangisan Bayi Mengikuti Budaya SetempatFakta unik tentang tangisan bayi terakhir adalah ritmenya yang ternyata sesuai dengan budaya tempat si kecil dibesarkan.
Seorang profesor etnologi dari Universitas Gottingen, Jerman mengemukakan bahwa kebiasaan bayi saat menangis dipengaruhi oleh budaya dan lingkungan sekitarnya.
Misalnya saja, India menjadi negara yang memiliki tangisan bayi paling singkat. Ini disebabkan karena ada banyak orang yang mengurus si kecil saat menangis, mulai dari orang tuanya, kakek nenek, hingga pengasuhnya.
Sementara itu, bayi yang lahir di Amerika Serikat dan beberapa negara di Benua Eropa cenderung memiliki ritme menangis yang lebih panjang.
Tak heran, karena negara-negara tersebut memiliki kebiasaan untuk membiarkan anak mereka yang menangis hingga akhirnya diam sendiri.
Meski demikian, ibu tetap perlu waspada saat si kecil menangis. Bisa saja tubuhnya sedang tidak nyaman atau ia sedang sakit.
Sumber: halodoc.com