Al-Hamdulillah, kita senantiasa memuji-Nya, meminta pertolongan dan ampunan kepada-Nya. shalawat dan salam atas utusan-Nya –Shallallahu ‘Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Islam tidak hanya memerintahkan ibadah yang berbentuk ritual saja. Yaitu ibadah yang berhubungan langsung kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tapi Islam juga sangat memperhatikan amal-amal sosial yang berbungan dengan manusia.
Bahkan, menjadikannya sebagai salah satu bentuk ibadah teragung dan amal sholeh teristimewa. Di mana amal-amal sosial itu dijanjikan pahala besar dan menjadi sebab seseorang masuk ke surga.
اَ خَيْرَ فِي كَثِيرٍ مِّن نَّجْوَاهُمْ إِلاَّ مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوفٍ أَوْ إِصْلاَحٍ بَيْنَ النَّاسِ وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ ابْتَغَاء مَرْضَاتِ اللّهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا
“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat makruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barang siapa yang berbuat demikian karena mencari keridaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.” (QS. Al-Nisa’: 114)
Siapa mengerjakan amal-amal sosial yang berhubungan dengan sesamanya didasari keikhlasan dan berharap pahala di sisi Allah ‘Azza wa Jalla, pasti Allah akan memberikan kepadanya pahala yang sangat banyak.
Pahala tersebut tidak diperoleh dari manusia, tapi dari Allah yang Maha Mulia. Pahala dan balasan dari Allah tersebut dapat dirasakannya bukan saja di akhirat, tapi sudah akan dirasakan juga di dunia.
Dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu ‘Anhuma, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
المسلمُ أخو المسلمِ، لا يظلِمُه ولا يُسلِمُه. من كان في حاجةِ أخيه، كان اللهُ في حاجتِه. ومن فرَّج عن مسلمٍ كُرْبةً، فرَّج اللهُ عنه بها كُرْبةً من كُرَبِ يومِ القيامةِ. ومن ستر مسلمًا، ستره اللهُ يومَ القيامةِ
“Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya. Dia tidak boleh mendzaliminya dan menyerahkannya kepada musuh. Dan siapa yang berusaha memenuhi kebutuhan saudaranya maka Allah akan memenuhi kebutuhannya. Siapa yang menghilangkan kesusahan seorang muslim, maka Allah akan menghilangkan darinya kesusahan pada hari kiamat. Barangsiapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya pada hari kiamat.” (HR. Al-Bukhari & Muslim)
Mengusahakan kebaikan, menolong, dan memenuhi kebutuhan pokok orang lain menjadi sebab dihilangkannya kesusahan hidup kita di dunia dan akhirat. Juga menjadi sebab utama datangnya pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala karena balasan sesuai jenis amal.
Diriwayatkan bahwa Ummul Muminin Khadijah Radhiyallahu ‘Anha berkata kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam setelah menerima wahyu pertama,
أبشِر فواللَّهِ لا يُخزيكَ اللَّهُ أبدًا واللَّهِ إنَّكَ لتصِلُ الرَّحمَ وتصدُقُ الحديثَ وتحملُ الكلَّ وتُكْسِبُ المعدومَ وتَقري الضَّيفَ وتُعينُ علَى نوائبِ الحقِّ
“Bergembiralah. Demi Allah, Allah tidak akan menghinakanmu selama-lamanya. Demi Allah, sesungguhnya engkau adalah orang yang senantiasa menyambung tali kekerabatan (silaturahim), berbicara yang benar, menolong yang lemah, memberi kepada orang yang tak punya, engkau juga memuliakan tamu dan membela kebenaran.”
Hadits ini mengabarkan sebuah keyakinan besar kepada Allah, siapa yang mendekatkan diri kepada Allah –salah satunya dengan amal sosial- karena berharap pahala kepada-Nya maka Allah tidak akan pernah menghinakannya untuk selama-lamanya.
Karena itu jangan anggap kecil amal sosial –membantu orang susah, mencukupkan kebutuhan orang kekurangan, menolong orang lemah, menghilangkan bahaya yang mengancam orang lain, membuat karya yang berguna bagi masyarakat umum- dan terus kita mencarinya karena di sana ada keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Mari berkarya untuk kebaikan dengan harta, tenaga, kesungguhan, waktu, ide, ucapan baik,motifasi yang semisalnya, berharap kita mendapat pahala yang terus mengalir dengan semua itu.
Semoga Allah menjadikan waktu-waktu kita barakah, menolong kita dalam ibadah dan amal-amal kebaikan.
Wallahu a’lam.
Oleh: Abu Misykah
Sumber: madanitv.net