Kadang sebagai orang tua kita suka marah kalau lihat anak suka banget memukul. Namun bila dipikir-pikir sebenarnya kebiasaan itu berasal dari orang tuanya lho. Kok bisa?
Ya, bisa jadi mungkin karena untuk bercanda orang tua pura-pura memukul anak. Memukul benda-benda, nah itulah yang ditiru anak. Selengkapnya mungkin bisa dibaca di artikel yang saya kutip dari sayangianak.com dibawah ini;
Tidak sedikit orangtua yang mengeluh karena anaknya suka memukul kalau marah atau keinginannya tidak dituruti. Hal ini memang sebaiknya jangan terus dibiarkan agar tidak berkelanjutan hingga dia dewasa.
Anak Usia Satu Tahun, Mereka Tidak Tahu Bahwa Memukul Berarti Menyakiti Orang Lain
Pada anak usia satu tahun, mereka tidak tahu bahwa memukul berarti menyakiti orang lain. Mungkin Anda akan melihat anak usia satu tahun akan memukul orang lain sambil tertawa.
Pada anak usia satu tahun, mereka tidak tahu bahwa memukul berarti menyakiti orang lain. Mungkin Anda akan melihat anak usia satu tahun akan memukul orang lain sambil tertawa.
Perilaku agresif seperti ini dianggap normal karena bagian dari perkembangan anak. Untunglah, perilaku agresif ini hanya sementara.
Kebiasaan Anak Yang Suka Memukul Bukan Hal yang Lucu Sehingga Anda Merespons Dengan TertawaMeski demikian, jangan menganggap perilaku agresif ini sebagai hal yang lucu sehingga Anda merespons dengan tertawa. Sebab dari sini si kecil bisa belajar bahwa memukul bisa membuat Anda tertawa.
Tangan dan gigi merupakan alat sosial pertama mereka, jadi wajar jika mereka belajar bagaimana menggunakannya sebagai respons atas apa yang mereka rasakan. Mereka juga ingin tahu reaksi apa yang terjadi jika mereka menggunakan ‘peralatan’ itu.
Jadi sah-sah saja balita Anda menggunakan ‘peralatannya’ tapi tetap tugas orang tua untuk mengajarkan bagaimana cara terbaik menggunakan ‘peralatan’ itu.
Sebagai Orang Tua, Kita Harus Mengajari Bahwa Perilaku Agresif Tidak Bisa Diterima Dan Menujukan Cara Lain Untuk Mengekspresikan Perasaannya
Meskipun ini bagian normal perkembangan balita usia 18-30 bulan, sebagai orang tua tentu Anda tidak boleh membiarkannya. Anak pun perlu belajar bahwa perilaku agresif tidak bisa diterima. Perlu juga Anda tunjukkan cara lain untuk mengekspresikan perasaannya.
Meskipun ini bagian normal perkembangan balita usia 18-30 bulan, sebagai orang tua tentu Anda tidak boleh membiarkannya. Anak pun perlu belajar bahwa perilaku agresif tidak bisa diterima. Perlu juga Anda tunjukkan cara lain untuk mengekspresikan perasaannya.
Hati-hati, Perilaku Agresif Pada Anak Lebih Cenderung Muncul Dalam Kelompok
Perilaku agresif pada anak lebih cenderung muncul dalam kelompok. Sebab dalam sekelompok anak sangat memungkinkan dua balita yang memperebutkan mainan, yang mana hal ini bisa meningkat jadi perkelahian fisik.
Perilaku agresif pada anak lebih cenderung muncul dalam kelompok. Sebab dalam sekelompok anak sangat memungkinkan dua balita yang memperebutkan mainan, yang mana hal ini bisa meningkat jadi perkelahian fisik.
Jika anak-anak berinteraksi dengan orang banyak, seperti di penitipan, memukul dan menggigit menjadi keterampilan sosial serta bagian dari naluri kelangsungan hidup mereka
Ketika si Kecil Memukul Anda Atau Orang Lain, Jangan Lantas Balas Memukulnya
Jika Anda balas memukul anak, secara tidak langsung itu menegaskan bahwa tidak apa-apa memukul orang lain.
Jika Anda balas memukul anak, secara tidak langsung itu menegaskan bahwa tidak apa-apa memukul orang lain.
Dengan balas memukul anak sebagai upaya menghukum, pada akhirnya hanya akan mengembangkan rasa takut pada anak. Memberikan ‘pelajaran’ pada anak melalui ketakutannya tidak akan berhasil.
Pada balita yang memahami bahwa memukul merupakan upaya pertahanan diri, saat mereka memukul anak lain, ada baiknya jauhkan dia sejenak dari situasi itu. Lalu berilah penjelasan bahwa memukul itu tidak diperbolehkan karena bisa menyakiti orang lain.
Jangan Lupa Mintalah Maaf Atas Nama Anak Anda Pada Anak yang Dipukul
Pastikan si kecil mendengar Anda sedang minta maaf, agar dia bisa menarik pelajaran tentang empati. Bila anak sudah stabil emosinya, ajaklah juga untuk meminta maaf langsung.
Pastikan si kecil mendengar Anda sedang minta maaf, agar dia bisa menarik pelajaran tentang empati. Bila anak sudah stabil emosinya, ajaklah juga untuk meminta maaf langsung.
Jika ada orang tua anak tersebut di tempat itu, sampaikan juga permintaan maaf dan katakan bahwa Anda sedang berupaya mengatasi perilaku agresif pada si kecil.
Berikan Pengertian dan Ajarkan Kominikasi
Jika anak memukul karena berebut mainan dengan kakak atau adiknya, sampaikan pengertian padanya, bahwa untuk mendapatkan giliran bermain bukan dengan memukul. Anda bisa mengeset waktu agar setiap anak mendapat giliran bermain.
Jika anak memukul karena berebut mainan dengan kakak atau adiknya, sampaikan pengertian padanya, bahwa untuk mendapatkan giliran bermain bukan dengan memukul. Anda bisa mengeset waktu agar setiap anak mendapat giliran bermain.
Yang tak kalah penting, ajari anak berkomunikasi dengan baik. Ketika anak lebih mampu mengatakan apa yang dia inginkan dan menyampaikan apa yang dia rasakan, maka mereka akan lebih mampu mengontrol perilaku agresifnya.
Sumber: momonganak.org