Sunnah Angkat Tangan Saat Berdoa


Secara umum disyariatkan mengangkat kedua tangan dalam berdoa. Yaitu orang yang berdoa mengangkat kedua tangannya sejajar dadanya dalam kondisi menengadah (menghadapkan telapak tangan bagian dalam ke atas).
Posisi kedua telapak tangan didekatkan sebagaimana seseorang yang ‘nyadong’ minta kepada orang lain agar memberinya sesuatu. (Al-Syarh al-Mumti’, Syaikh Ibnu Utsaimin: 4/18)
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menjelaskan bahwa mengangkat kedua tangan dalam doa termasuk sebab untuk lebih dikabulkannya doa.
Sebagaimana yang diriwayatkan Imam Muslim di Shahihnya, dari hadits Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah bersabda,
إن الله طيب ولا يقبل إلا طيباً
Sesungguhnya Allah Maha baik, tidak menerima kecuali yang baik-baik.
Kemudian beliau menyebutkan tentang seorang laki-laki yang melakukan perjalanan jauh sampai kusut tampangnya dan penuh debu, ia mengangkat tangannya ke langit sambil berseru, “Ya Rabbi, Ya Rabb.”
Sementara makanannya, minumannya, dan pakaiannya adalah haram. Iapun dikeyangkan dari sesuatu yang haram. Maka bagaimana akan dikabulkan doanya.
Dan dalam hadits Salman, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
إن ربكم تبارك وتعالى حيي كريم يستحي من عبده إذا رفع يديه إليه أن يردهما صفراً
Sesungguhnya Tuhan kalian –Maha suci dan Maha Tinggi- Maha Pemalu lagi Mulia, malu apabila hambanya mengangkat kedua tangannya kepadanya lalu mengembalikannya dalam keadaan kosong.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, al-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan selainnya)
Namun di sana ada beberapa hadits tentang doa-doa tertentu tanpa angkat tangan, sunnahnya tidak angkat tangan dalam doa tersebut.
Misal, doa saat khutbah Jum’at. disebutkan dalam Shahih Musli, dari `Umarah bin Ru-aibah, bahwa ia melihat Bisyr bin Marwan mengangkat kedua tangannya ketika di atas mimbar, lalu ia (‘Umarah) berkata kepadanya:
قَبَّحَ اللَّهُ هَاتَيْنِ الْيَدَيْنِ لَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا يَزِيدُ عَلَى أَنْ يَقُولَ بِيَدِهِ هَكَذَا وَأَشَارَ بِإِصْبَعِهِ الْمُسَبِّحَةِ
Semoga Allah memburukkan kedua tanganmu ini. Sungguh aku telah melihat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam tidak melebihkan tatkala sedang berdo’a selain seperti ini, sambil mengangkat jari telunjuknya.” (HR. Muslim, Sunan Abi Dawud, dan al-Tirmidzi)
Pengecualian angkat tangan dalam berdoa lagi saat khatib melakukan doa istisqa minta hujan, ia mengangkat kedua tangannya lebih tinggi dan iikuti para makmum karena permintaan yang sangat.
Diriwayatkan dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu, tentang kisah badui yang meminta kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam saat khutbah Jum’at agar beliau berdoa memintakan hujan.
Kemudian beliau mengangkat kedua tangannya tinggi-tinggi dan para makmum ikut berdoa mengangkat tangan-tangan mereka. Dalam keterangan lain, sampai terlihat putihnya ketiak beliau.
Imam al-Bukhari menuliskan bab untuk hadits ini, “Bab: Manusia mengangkat tangan-tangan mereka bersama imam dalam shalat Istisqa’.”
Dan ada beberapa doa lain yang membacanya tidak boleh sambil angkat tangan. Misalnya, doa istiftah dalam shalat, doa di antara dua sujud, doa saat duduk tasyahhud, dan semisalnya.
Wallahu a’lam.
Sumber: madanitv.net