Terkadang, suami tidak peka bahwa istrinya mengharapkan banyak hal darinya. Sementara sang istri kadang ‘canggung’ untuk mengungkapkan apa yang ia harapkan dari suaminya.
Nah, agar suami istri makin harmonis hingga terbentuk keluarga sakinah mawaddah wa rahmah, para suami perlu mengetahui bahwa 10 hal yang paling diharapkan istri darinya.
Bagi para istri, Anda bisa mengoreksi poin-poin ini, dan bisa pula menambahkan daftar berikutnya yang lebih sesuai dengan kondisi Anda.
Kasih Sayang
Hal yang paling diharapkan istri dari suami adalah kasih sayang. Istri ingin dicintai dan dikasihi, istri ingin disayang. Banyak suami sebenarnya telah mencintai istrinya dengan tulus dan setia.
Hal yang paling diharapkan istri dari suami adalah kasih sayang. Istri ingin dicintai dan dikasihi, istri ingin disayang. Banyak suami sebenarnya telah mencintai istrinya dengan tulus dan setia.
Namun karena perbedaan cara mengungkapkan cinta antara pria dan wanita, cinta yang tulus dan setia itu belum dirasakan sepenuhnya.
Suami merasa bahwa ia bekerja keras mencari nafkah –bahkan hingga pulang larut malam—adalah pernyataan cintanya pada istri.
Sementara istri mengharapkan suami menyatakan cintanya secara verbal, semacam “aku cinta kamu”, ketika pergi keluar kota atau lembur kerja menelepon atau kirim SMS/BBM/WA yang menyatakan ia rindu, sering mengecup keningnya, mengandeng tangan, memeluk mesra, mencium dan sebagainya.
PerhatianCinta adalah memberi. Pemberian cinta yang pertama adalah perhatian. Demikian kira-kira Anis Matta dalam buku Serial Cinta.
Istri sangat mengharapkan perhatian dari suaminya. Saat penampilannya berubah –sesungguhnya ia sedang mempercantik diri untuk membahagiakan suami—ia sangat suka jika suaminya meresponnya dengan positif.
Saat ia terlihat lelah, ia suka jika suaminya memijitnya, minimal menanyakan mengapa terlihat lelah. Apalagi jika istri sedang sakit atau menghadapi masalah. Respon suami adalah bentuk perhatian yang disukai sekaligus diharapkan istri.
PengertianIstri manapun pasti berharap suaminya pengertian. Dalam arti, pertama-tama, sang suami menerima dan mencintainya apa adanya. Selanjutnya, baru sang suami mentarbiyahnya, mengajaknya tumbuh bersama.
Harapan ini mulai dari hal-hal yang cukup mendasar hingga hal-hal yang masuk dalam kategori selera. Misalnya istri berasal dari daerah pantai. Tentu sebagai orang pantai ia terbiasa bicara keras untuk melawan ombak.
Saat suami menjadikannya istri, ia harus pengertian dengan kondisi ini. Tidak langsung mencela istrinya sebagai wanita kasar atau kurang sopan. Sambil, secara bertahap suami memahamkan bahwa kini mereka tinggal di kota, misalnya, volume bicara perlu disesuaikan.
Contoh pengertian dalam hal selera adalah makanan. Misalnya istri suka makan pedas dan terbiasa masak pedas. Sedangkan suami tidak suka makan pedas. Maka tidak bijaksana jika suami memaksa istrinya langsung berubah selera.
Istri lebih suka jika suaminya pengertian, mengatakannya dengan lemah lembut dn mensiasati misalnya sambal disendirikan, atau jika tidak memungkinkan dibuat dua versi masakan berbeda.
Jadi ImamAr rijaalu qawwaamuuna ‘alan nisaa’. Laki-laki adalah pemimpin bagi wanita. Firman Allah ini pasti disadari betul oleh setiap wanita yang beriman. Sekaligus merupakan fitrah wanita mengharapkan suaminya menjadi pemimpin, menjadi imam dalam keluarga.
Suami sebagai imam yang diharapkan istri dalam rumah tangganya, bukan sekedar kepala keluarga yang bertanggungjawab atas nafkah.
Tetapi lebih dari itu, ia bisa memimpin dan mengarahkan istri dan anak-anak menjadi lebih baik. Ia bisa mengingatkan istrinya saat istri salah, bisa memotivasi istrinya saat istri merasa lemah, dan juga bisa menjadi teladan bagi istri dan anak-anak.
ApresiasiIstri mengharapkan apresiasi dari suaminya; atas apa yang ia lakukan, atas apa prestasi yang ia capai, bahkan atas ide-ide dan pemikirannya. Apresiasi itu bentuknya bisa bermacam-macam. Mulai dari ucapan terima kasih, memujinya, hingga memberinya hadiah.
Misalnya istri telah berdanda sedemikian rupa di malam hari. Suami perlu mengapresiasinya dengan memuji istrinya. Jangan sampai ia telah berhias cantik di malam hari, lalu sang suami cuek begitu saja. Tanpa kata tanpa aksi langsung meninggalkannya ke alam mimpi.
Pun saat anak-anak meraih prestasi tertentu; hafalan bertambah, lebih mandiri, hingga prestasi akademik. Sesungguhnya semua itu tak lepas dari peran istri. Maka berterima kasih padanya atau memujinya akan membuat dirinya bahagia.
Waktu Berkualitas
Istri tidak hanya butuh nafkah dhahir berupa materi. Yang lebih dibutuhkan istri adalah waktu berkualitas. Apa artinya uang banyak, harta berlimpah, tetapi suami jarang di rumah.
Ia habiskan waktunya mencari materi, sementara istri merasa menjadi janda meskipun suaminya masih ada dan anak-anak merasa yatim meskipun ayah mereka masih ada.
Sebabnya karena kehadiran suami secara psikologis tidak didapatkan istri. Kehadiran ayah secara psikologi tidak dirasakan oleh anak-anak.
Saling MembantuWanita memang memiliki kemampuan yang luar biasa; multitasking. Ini salah satu perbedaan pria dan wanita. Namun, jika semua pekerjaan diserahkan kepada istri, tentu istri sangat terbebani. Ia berharap suaminya juga membantunya.
Terlebih, jika mereka memang hidup tanpa pembantu/khadimat. Misalnya istri yang menyapu, suami yang mengepel. Istri yang mengajari anak belajar bahasa Indonesia, suami yang mengajari matematika.
Mendukung dan Membela Istri
Istri, berapapun usianya, pasti memiliki keinginan. Memiliki cita-cita. Ingin berkembang. Ingin lebih baik. Asalkan keinginan dan cita-cita itu baik, suami perlu mendukungnya.
Istri, berapapun usianya, pasti memiliki keinginan. Memiliki cita-cita. Ingin berkembang. Ingin lebih baik. Asalkan keinginan dan cita-cita itu baik, suami perlu mendukungnya.
Pun saat istri menghadapi tantangan atau masalah. Dukungan suami sangat diharapkan. Terlebih saat hamil atau persalinan, suami perlu mendukungnya agar istrinya kuat dan kokoh. Saat ada masalah, suami harus mendukung dan membelanya
Nafkah Biologis
Kebutuhan yang hanya bisa dipenuhi melalui pernikahan ini mutlak diharapkan oleh istri, khususnya ketika usianya masih muda; belum menopouse. Terkadang karena kesibukan, suami menjadi jarang memberikan nafkah biologis kepada istrinya.
Kebutuhan yang hanya bisa dipenuhi melalui pernikahan ini mutlak diharapkan oleh istri, khususnya ketika usianya masih muda; belum menopouse. Terkadang karena kesibukan, suami menjadi jarang memberikan nafkah biologis kepada istrinya.
Padahal, nafkah ini dalam kondisi umum perlu dinikmati bersama empat hari sekali (diqiyaskan dengan satu suami memiliki empat istri). Pada pasangan monogami di usia muda, intensitas normalnya sepekan tiga sampai empat kali. Tentu dengan kualitas yang baik pula.
Momen Spesial
Istri sangat suka jika suaminya mengingat momen-momen penting. Ia menjadi merasa dihargai dan disayang. Misalnya tanggal pernikahan, tanggal lahir istri, tanggal lahir anak, dan sebagainya.
Istri sangat suka jika suaminya mengingat momen-momen penting. Ia menjadi merasa dihargai dan disayang. Misalnya tanggal pernikahan, tanggal lahir istri, tanggal lahir anak, dan sebagainya.
Saat suami memberikan hadiah surprise di momen-momen istimewa, istri pasti merasa sang suami sangat perhatian dan cinta padanya.
Sumber: keluargacinta.com