Benarkah Minum Obat Mengurangi Tawakkal Kepada Allah?


Ada pendapat kurang tepat yang menyatakan bahwa berobat atau meminum obat bisa mengurangi ketawakkalan karena hati bisa bergantung kepada obat tersebut bukan pada Allah. Hati berharap besar kepada obat bukan kepada Allah. Maka pernyataan ini kurang tepat.
Pertanyaan:
السؤال : ما هي نظرة الإسلام إلى استعمال الأدوية ؟ وهل استعمالها يخالف التوكل على الله؟
Apa pandangan Islam dalam penggunaan obat? Apakah penggunaan obat bisa bertentangan dengan tawakkal kepada Allah?
الجواب : الحمد لله ، أولا : التداوي مشروع من حيث الجملة :

عن أبي الدرداء رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ” إن الله خلق الداء والدواء، فتداووا ، ولا تتداووا بالحرام ” .
رواه الطبراني في ” المعجم الكبير ” (24 / 254) .
والحديث : صححه الشيخ الألباني في ” السلسلة الصحيحة ” (1633) .
وعن أسامة بن شريك رضي الله عنه قال : قالت الأعراب يا رسول الله ألا نتداوى ؟ قال: ” نعم عباد الله تداووا ، فإن الله لم يضع داء إلا وضع له شفاء إلا داء واحدا ، قالوا : يا رسول الله وما هو ؟ قال : الهرم “.
رواه الترمذي (2038) وقال : حسن صحيح ، وأبو داود (3855) وابن ماجه (3436) .
Jawaban:Berobat malahan disyariatkan dengan alasan
Pertama:Hadits dari abu Darda’ radhiallahu ‘anhu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,
“Sesunggguhnya Allah menciptakan penyakit dan obatnya maka berobatlah kalian, janganlah berobat dengan yang haram” (HR. AthThabrani, shahih)
Dari Usamah bin Syarik radhiallahu ‘anhu berkata, seorang Arab badui berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apakah kita harus berobat?”
Beliau menjawab, “iya, wahai hamba Allah, berobatlah kalian!, sesungguhnya Allah tidaklah menciptakan penyakit kecuali menciptakan obatnya, kecuali satu penyakit”
Mereka berkata, “penyakit apa itu wahai Rasulullah?”
Beliau bersabda, “penyakit tua” (HR. Tirmidzi, Hasan shahih)
ثانيا :

التداوي لا ينافي التوكل :
قال ابن القيم :
في الأحاديث الصحيحة الأمر بالتداوي ، وأنه لا ينافي التوكل ، كما لا ينافيه دفع الجوع والعطش والحر والبرد بأضدادها ، بل لا تتم حقيقة التوحيد إلا بمباشرة الأسباب التي نصبها الله مقتضيات لمسبباتها قدرا وشرعا.
” زاد المعاد ” ( 4 / 15 ) . والله أعلم ) ( الإسلام سؤال وجواب – الشيخ محمد صالح
Kedua:Tawakkal tidak menafikan tawakkal
Ibnu Qayyim rahimahullah berkata,
Terdapat hadits-hadits yang shahih mengenai perintah berobat dan tidak bertentangan dengan tawakkal sebagaimana mencegah rasa lapar, haus, panas dan dingin dengan kebalikannya.
Bahwan tidaklah sempurna hakikat tauhid kecuali dengan melakukan sebab-sebab yang sudah Allah tetapkan sebagai sebabnya secara qadari (misalnya api menyebabkan panas) dan syar’i (misalnya silaturahmi memperlancar rezeki). (Zaadul Ma’ad 4/15)