Sumur resapan ini dimaksudkan untuk mengembalikan air tanah yang telah digunakan berwudhu kembali ke dalam tanah. Pengeringan kolam bekas air wudhu ini dilakukan tiga bulan sekali.
“Memasukan air bekas wudhu kembali ke dalam tanah ini diharapkan dapat meningkatkan permukaan air tanah. Juga untuk mengeliminir pendapat bahwa orang Islam boros air,” katanya sambil menambahkan pengeringan kolam dilakukan tiga bulan sekali untuk memanen ikan.
Keberadaan kolam ini, sangat bermanfaat bagi pembelajaran tentang pelestarian lingkungan hidup bagi siswa. Di antaranya, dari memelihara ikan, siswa belajar menghasilkan makanan bergizi.
Saat panen ikan, siswa bisa belajar mengolah ikan lele menjadi beberapa varian kuliner yaitu lele goreng, lele bakar, dan nugget lele.
“Kami mengajarkan entrepreneur kepada anak-anak dengan memanfaatkan potensi dari kolam tersebut,” kata Abdul Hadi menjelaskan.
Kolam yang relatif kecil ini, kata Hadi, kadang tidak dapat menampung seluruh air bekas wudhu. Agar air tidak melimpah ke mana-mana, ia membuatkan selokan kecil di sekitar kolam dan di sepanjang selokan tersebut dibuatkan biopori sehingga air limpahan dari kolam masuk ke dalam tanah.
“Di kolam tersebut juga dipasang pompa air otomatis. Jika air melimpah pompa air langsung bekerja dan airnya disalurkan melalui pipa untuk menyirami taman di sekitar sekolah.”
Air itu juga dimanfaatkan untuk menyiram tanaman di Green House yang merupakan tempat pembelajaran bagi siswa untuk menanam sayur-sayuran. Sayuran yang ditanam di Green House adalah sawi, kangkung, lombok, slada dan lain-lain.
Sementara untuk pengelolaan sampah, MTsN I Yogyakarta mewajibkan siswanya untuk mengumpulkannya. Selanjutnya memilah sampah yang bisa didaur ulang dan sampah yang sudah tidak bisa didaur ulang.
“Setiap hari Sabtu, sampah yang bisa didaur ulang ditimbang dan dijual. Hasil penjualan digunakan untuk mencukupi kebutuhan siswa, misalnya untuk fotokopi dan lain-lain,” kata Hadi menerangkan.
Keberhasilan mengelola air dan lingkungan hidup ini membuat MTsN I Yogyakarta dinobatkan sebagai Madrasah Adiwiyata. Bahkan dalam lomba tingkat Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), MTsN I Yogyakarta dinobatkan sebagai juara pertama. Selanjutnya, tahun 2015 akan menjadi wakil DIY untuk penilaian tingkat nasional.